Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri Suara Drumband Di Pagi Hari di Jogjakarta

Suara drumband dengan nada yang sederhana konstan, merupakan suara yang cukup akarab ditelinga masyakarakat khusunya daerah Yogyakarta. Tidak ada yang tahu dari mana asal muasal sukber suara itu. karena jika dicari suaranya akan selalu berpindah-pindah. Ibaratnya jika didengarakan dari Sleman Utara asal suara tersebut pasti berpindah ke Sleman Selatan. Begitu pun sebaliknya.

Bahkan begitu misteriusnya suara drumband itu, pernah ditahun 2014 Sultan HB X diwawancarai oleh seorang wartawan tentang keberadaan suara drumband misterius initu. Namun beliau sebagai Raja Kraton Yogyakarta menjawab dengan jawaban yang belum memuaskan. Mungkin beliau pahan akan hal ini, tetapi untuk apa dijawab, karena bukanlah suata hal yang penting untuk dijawab.

Baca Juga: Kisah Keluarga Tak Kasat Mata

Pada tahun yang sama Kepala Penerbangan AAU Jogja waktu itu, Mayor Hamdi Londong memberikan penjelasan jika suara drumband tersebut berasal dari suara latihan para taruna AAU. Sangat wajar jika suara drumband yang dimainkan para taruna ini terdengan hingga pusat Kota Jogja. Menurutnya hal ini karena suara nyaring drumband yang terbawa oleh anagin, ditambah dengan keadaan yang sepi saat pagi hari. Kampus AAU sendiri terletah di sebelah Timur kota Jogja. Beliau juga menambahkan, jika akan ada penampilan drumband, latihan akan dilakukan lebih awal antara subuh sampai pagi hari.

Misteri Suara Drumband Di Pagi Hari di Jogjakarta
Foto/KeratonJogja

Kisah Nyata Dari Suara Drumband

Meski bergitu, kisah menarik dari salah satu Narasumber diera tahun 1990anm dimana Kota Jogja masih belum seramai sekarang. Pernah ada seorang teman yang mencoba mencari suara drumband misterius tersebut. Sebut saja namnya Mas Parto. Dari arah utara beliau mendengan suara drumband berasal dari arah selatan, Mas Parto mendunga suara tersebut berasal dari Taman Makam Pahlawan (TMP) yang berada didaerah Kusumanegara. Sesampainya di TMP Kusumanegara, ternyata tidak ditemukan apa-apa. Malah sayup-sayup terdengan suara drumband dari arah timur. Entah apa yang ada dibenak Mas Parto saat itu sehingga begitu penasaranya akan suara terasebut. Sesampainya diperlintasan Janti, Mas Parto kaget bukan kepalang, yang dilihatnya adalah seperti serombongan prajurit keraton yang berjumlah kurang lebih 30an orang.

Penampakan seperti keraton zaman dahulu berjalan pelan, iring-iringan depan berjumlah kurang lebih enam orang dengan kondisi uth dan memainkan drumband sederhana. Namun penampakan iring-iringan pasukan ada yang dibelakang terlihat mengerikan dengan kondisi yang bedarah-darah. Ada yang tanganya putuh , ada yang tanpa kepala namun tanganya mententeng kepalanya sendiri, bahkan ada yang berjalan dengan kondisi terseok-seok karena kakinya patah. Mas Parto pingsan ditengah jalan dan baru sadar menjelang pagi harinya. Kejadian tersebut juga dialami oleh rekan Narasumber yang berada diBarat Pojok Beteng wetan menjelang pukul tiga dinihari. Penampakanya mirid dengan kejadian disekitar lintasan kereta api Janti.

Baca Juga: Kisah Keluarga Tak Kasat Mata

Team Narasumber menelusuri sebenarnya yang terjadi, perkiraan terjadi diera tahun 1870ab dimana prajurit dikorbankan untuk kepentingan politik saat itu. Pasukan tersebut terkena ledakan meriam pihak Belanda dan mengakibatkan seluruh prajurit meninggal dunia. Team dari Narasumber tidak menelusuri lebih lanjut, karena mahkluk gaib tersebut memilih diam saat ditanya tentang kejadian tersebut. Hanya mereka berpesan untuk selalu mengingat para leluhur. Dimana Kota Jogja bisa menjadi seperti ini karena tak lepas dari perjuangan leluhur yang telah mencurahkan darah untuk generasi selanjutnya.
Luqman Hakim
Luqman Hakim Hi, I'm Luqman.The key of success is start from now, from the little what will you do now.